June 13, 2018 Awhan Putri

Pelatihan Monitoring dan Evaluasi untuk Agronomist dan Petani Kopi di Kawasan Sumatera Utara

pelatihan monitoring dan evaluasi agronomist dan petani kopi di medanKopi merupakan salah satu produk pertanian Indonesia yang menempati urutan ketiga dalam komoditi ekspor setelah karet dan minyak kelapa sawit. Banyak produk kopi yang terkenal di dunia berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Sebut saja seperti kopi Toraja, kopi Gayo, kopi Luwak yang namanya sudah terkenal mendunia. Namun tak banyak yang tahu bahwa Sumatera Utara juga salah satu wilayah penghasil kopi terbesar di Indonesia, walaupun bukan merupakan wilayah perkebunan kopi terluas. Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian pada 2016, Sumatera Utara menempati urutan pertama sebagai wilayah dengan rata-rata produksi kopi terbesar di Indonesia yaitu sebanyak 1.039 kg/ha. Melihat peluang yang ada, banyak dari petani yang beralih dari petani jeruk menjadi petani kopi. Permasalahan yang terjadi adalah mereka tidak memiliki pengetahuan yang cukup mengenai penanaman kopi.[1] Hal inilah yang melatar belakangi GIZ, sebuah badan internasional di bawah pemerintah Jerman yang bergerak dalam bidang bantuan pembangunan,  bekerjasama dengan PT. Indo Cafco dan UTZ untuk memulai proyek TOBA.

Proyek TOBA bertujuan untuk meningkatkan ketahanan para petani kopi kecil di wilayah Danau Toba terhadap dampak dari perubahan cuaca serta meningkatkan produktivitas dan pendapatan mereka. Proyek ini direncanakan akan berlangsung selama 2 tahun. Target yang ingin dicapai dari proyek  ini adalah untuk mencapai keberlanjutan bernilai jual tinggi dan memastikan peningkatan dan replikasi untuk menjangkau 1000 petani kecil di wilayah Sumatera Utara, khususnya kabupaten yaitu Simalungun, Karo dan Samosir. Dalam proyek ini, GIZ juga melibatkan BITRA sebagai tim  implementor lapangan serta The Development CAFE sebagai konsultan dalam monitoring dan evaluasi.

peserta pelatihan monitoring dan evaluasi di medanSebagai langkah awal, diadakan pelatihan yang difasilitasi oleh The Development CAFE pada 4-5 Juni 2018 di kantor BITRA Medan. Pelatihan ini bertujuan untuk  memberikan pemahaman pada para tim lapangan dalam melakukan pengumpulan data. Pelatihan ini dihadiri oleh perwakilan dari GIZ, Indo Cafco, BITRA, para agronomis dan petani kopi dari 3 kabupaten tersebut. Materi pelatihan dibawakan oleh Ibu Ida Ayu Cintya Yamaswari, Managing Director DevCAFE yang juga pakar di bidang monitoring dan evaluasi. Pelatihan diawali dengan pengenalan mengenai Proyek TOBA serta pemahaman akan pentingnya monitoring dan evaluasi untuk proyek ini. Kemudian dilanjutkan dengan pengenalan kuesioner, tata cara survey dan hal teknis lainnya. Selanjutnya, untuk memastikan kondisi di lapangan, dilakukan simulasi pengisian kuesioner untuk mengetahui apakah waktu yang ditentukan cukup untuk menjawab semua pertanyaan dalam kuesioner. Setelah itu evaluasi mengenai pengisian kuesioner pun dilakukan berdasarkan umpan balik dari pihak-pihak yang terlibat dalam proyek TOBA.

Pelatihan ini diharapkan dapat memberikan pemahaman secara menyeluruh mengenai monitoring dan evaluasi yang akan dilakukan. Diantaranya mengenai pengisian survei, serta prosedur pengambilan data yang baik sehingga akan diperoleh hasil sesuai dengan target yang telah ditentukan, tidak hanya bagi instansi yang terlibat dalam proyek TOBA tetapi juga bagi para petani kopi di kabupaten Simalungun, Karo dan Samosir.

Referensi:

[1] Magister Development Studies Universitas Sumatera Utara. (2017). “Baseline Survey Report: Baseline Survey for Coffee in Sumatera Utara.” Medan: Universitas Sumatera  Utara.

Awhan Putri

Research Associate at The Development CAFE

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *